Pages

Minggu, 22 Mei 2011

Malam Kelam



Berjalan setapak 
Menyusur tanpa tujuan
Ku mengadah
Langit hitam kelam

Sinar bulan menghilang
Tak ada bintang bertabur
Ku menyusur tanpa tujuan
Di malam kelam

Hembus angin berlawan
Tubuh kian mengerang
Tetap menyusur tanpa tujuan
Di malam kelam

*****


Jumat, 20 Mei 2011

Bakwan itu Ote - Ote

Ramadhan 2010 ...

Sore menjelang bedug, mama memanggil aku untuk membeli kue - kue buat buka puasa. Kue request-nya mama cuma satu yaitu bakwan. Sisanya terserah aku mau pilih apa kata mama. Kebetulan di komplek rumahku di Surabaya kalo pas puasaan, menjelang bedug, banyak pedagang dan orang komplek mendadak jadi pedagang berjualan di sepanjang jalan di sebelah kiri rumahku.

Sesuai perintah mama aku langsung ngambil uang secukupnya dan bergegas ke jalan samping kiri rumah. Rame suasananya, banyak pedagang berjejeran di kiri dan kanan jalan menjajakan dagangannya. Mulai dari kue - kue, minuman es -es (sangat menggugah dahaga kalo lagi puasa gini, slurp. ntar lagi bedug ini, tahan), sampe makanan berat kayak sop, nasi ayam bakar, goreng, macem - macem, serasa bazar dadakan aja.

Aku agak bingung memilih tempat untuk membeli. Aku susur satu - satu sampe akhirnya aku nemuin pedagang yang menurutku oke. Tanpa ba bi bu aku langsung nanya pesenannya mama dulu.

Aku            : bu ada bakwan ?
Pedagang  : apa ? bakwan ? wah ga ada mas, adanya sop.
Aku          : (hah SOP ? kok malah ditawarin sop?) ha sop ? bukan sop bu, bakwan, kue yang isinya sayuran.

Si ibu pedagang jadi ikutan bingung (apalagi aku :p). Trus aku liat - liat jajanan yang dijual si ibu, sampe akhirnya nemuin kue yang menurutku itu adalah bakwan. (aku semakin bingung)


Aku            : Lho bu, ini bukannya bakwan ? (sambil menunjuk ke kue itu)
Pedagang  : Bukan mas, itu namanya Ote -ote.
Aku          : Yaaa ini bu yang saya maksud bakwan, biasanya kalo di tempat tinggal saya dulu (Aceh.red)
                   namanya bakwan.
Pedagang : Owalaah, iya mas, iya iya, orang di sini ada juga yang nyebut bakwan, hahaha (si ibu malah
                  ketawa). Saya juga baru inget :) (si ibu nyengir)

Finally, kebeli juga tu bakwan dan beberapa kue semacam donat, lapis surabaya, dan risoles setelah memeras otak dan berpikir kayak waktu ngerjain soal mata kuliah Matematika Teknik.

Jual - beli itu aku akhiri dengan ucapan "terima kasih".

Haha inilah Indonesia, diversity membuat kita learn each other. Maksud sama tapi penyampaian beda. Itu yang membuat Indonesia beragam dan kaya. Tapi jika tak ada yang namanya "saling mengerti" kehancuran tinggal berjarak sejengkal.

Love Indonesia and always be Indonesian

Part 1 : Landed di Negeri "LION"

6 Juli 2009, 07:30 WIB ....

Terbang dari bandara International Polonia, Medan, menuju tanahnya para "Singa". Dalam perjalanan selama satu jam dua puluh lima menit (lengkap bener, hehe he) aku nggak ngeliat apa - apa. Cuma awan - awan dan laut.   Menikmati breakfast ala international flight makin membuat perjalanan ini semakin singkat. Belum habis aku makan banana chocolate pastry dan secangkir teh hangat, tiba - tiba sang pramugari sudah memberitahu kalau pesawat Airbus seri A320 milik maskapai Silk Air ini, akan segera mendarat di tujuan kita, Negeri Singa.

Jesss ... (emang beda ya bunyinya maskapai luar ama dalam kalo landing, hehehe, yang ini keliatan perawatan super), pesawat landing dengan mulus. Sepanjang jalan pasca pendaratan belum ada tanda - tanda kalo aku udah sampai di tujuan yang benar - benar tujuan ?!. Sampe akhirnya pesawat berbelok ke sebelah kiri menuju apron untuk parkir. Dan ... terlihatlah ikon pertama negeri Temasek ini, changi air traffic control. Bentuknya yang unik menjadi landmark para turis ketika mereka mendarat di Singapura via bandara.

Berhubung saya adalah underseventeen traveller travelling alone, aku keluar paling akhir bersama awak kabin. But, pas di ujung pintu pesawat, pramugari menyerahkan aku (i'm not a prisoner Mam :p) ke Ground Crew yang bertugas untuk mengantarkan aku sampai sepupuku menjemput.

Yang mengantar aku ini (aku sebut Mrs. Ground Crew aja ya) seorang perempuan berperawakan India - Melayu.Sepanjang perjalanan menuju arrival hall, si Mrs Ground Crew ini banyak banget nanya. Parahnya pas tahu aku dari Indon (katanya orang mALAYsia gitu, hehehe) dia langsung ngomong bahasa melayu. Oh Gosh, how dare me. Aku malah nggak ngerti dia ngomong apa. Logat melayu yang kental dibarengi dengan tempo bicara bak jarum mesin jahit, buat aku sama sekali nggak ngerti apa yang dia omongin. Alhasil aku cuma nyengir dan angguk - angguk, geleng - geleng nggak jelas. Alhamdulillah-nya, mungkin dia sadar aku nggak terlalu ngerti apa yang dia maksud kalo pake bahasa melayu, and finally, back to international language .

Untuk sampe di arrival hall perjalanannya panjang berliku kayak kehidupan (Kayak ngerti kehidupan aja, LOL!). Aku ngelewatin beberapa pos ; pertama X-Ray, kesehatan, dan imigrasi. Di pos X-Ray semua barang - barang dan benda logam di periksa, di pos kesehatan, suhu tubuh kita di ukur (soalnya waktu itu musim flu burung), dan di pos imigrasi kita ditanyain keperluan dan berapa lama kita di Singapura, terus paspor kita di Cap dengan visa turis (singapura itu menganut visa on arrival, di klik aj kalo belum tahu tentang visa on arrival). Yayyy, Im here, in Singapore.

Masih bersama si Mrs.Ground Crew yang too talkactive, akhirnya aku sampai di arrival hall. Sepi ... kenyataanya nggak sama seperti yang disebutin dibuku - buku travel kalo Changi International Airport adalah bandara tersibuk di Asia tenggara, bahkan Asia. Whateverlah, si Mrs Ground Crew mulai cerewet karena sepupuku belum dateng menjemput. Hmmm udah agak emosi aku, nggak bisa sabar ni orang, aku nggak minta nganterin, nggak minta nemenin, dia malah marah - marah. Aku udah bilang "Im okay, you can leave me alone.". Eh malah si Mrs Ground Crew nyerocos kalo ini tugas dia mengantarkan traveller underseventeen sampe dijemput, karena aku dilindungi hukum singapura HAHAHA (takut dapet punishment kali dia, hehehe) tapi dia malah riweuh sama tugasnya yang lain (Sorry that's your bussiness not mine okay, :p).

Cukup lama menunggu, aku disuruh nelpon sepupuku sama si Mrs unpatient (itu lebih tepat kali). Dalam percakapan telpon aku dan sepupuku, sepupu tanya aku ada di belt berapa ? WHAT belt ? what's that?. Tuhan aku diem sejenak untuk mencari apa yang di maksud sepupuku. Yap, nomor tempat baggage claim (tempat pengambilan bagasi.red). "31" lantangku (hahaha sama sperti tanggal lahirku :p).

. . . . .

Finally, sepupuku datang, dan aku siap dilepas dari cengkraman si Mrs Burung Beo (englishnya burung beo apa ya ??? Parrot! ). Sepupuku menandatangani sebuah surat dan si Mrs Ground Crew leave us. Hurrayy..

Now im with my cousin. His name is Arief Yudhanto. Dia anak kakak mamaku. Ada di Singapura, sejak tujuh tahun lalu, kuliah master mechanical engineering di National University of Singapore dan langsung lanjut bekerja di sini.

Aku tukar uang IDR ku ke $SG (dollar singapura), dikasih kartu perdana dan dibelikan top up (untuk isi pulsa) sama sepupuku. Time for lunch. Makan siang kali ini aku pilih di gerai Burger King. Habis nggak tahu mau makan apa.

After lunch, kita nggak berlama - lama lagi di bandara. Dari venue Burger King langsung menuju stasiun Changi MRT (kereta cepat itu lho ...) yang berada di terminal 2 bandara internasional Changi.
Di stasiun MRT, aku dikasih kartu EZ-Link sama sepupuku (gratis lagi, hehehe) diajarin cara nge-tap di pintu masuk peron. Perlu temen - temen ketahui, waktu pintu masuk peron terbuka hanya TIGA detik pasca pengetapan kartu EZ-Link atau bentuk kartu lainnya, kalo kalian lambat dan pintu tertutup, kalian harus pindah ke pintu lainnya, dan ongkos naik MRT-nya akan dihitung jarak terjauh, so ... be cepaaat.

Sebuah kereta MRT udah menunggu, sepi ... isinya hanya turis dan orang -orang dari bandara yang menuju pusat kota. Lagian Changi MRT adalah stasiun terakhir di wilayah timur Singapura, so wajar kalo sepi. Ti ti ti t (ups ngomong kotor, hehehe) pintu MRT tertutup. Wuuushhh, kereta melaju cepat sekali, menurutku. Kalo kata sepupuku kecepatan MRT disini masih tergolong lambat. MRT di New York, Tokyo, dan Hongkong jauh lebih cepet, wuuushhh.

to be continued

Kamis, 19 Mei 2011

Pancang Travelling

Ya Travelling, siapa yang gak mau travelling ? kayaknya semua orang di dunia mau travelling (Cuma orang gila yang ga mau travelling apalagi kalo FREE. Dasar! Haha). Banyak tujuan orang mau travelling, apapun itu, yang namanya travelling pasti entertaining. Memang keliatannya kegiatan travelling membutuhkan banyak uang, baik dalam maupun luar, tapi sebenarnya enggak, tergantung pinter-pinternya kita mengalkulasi rencana-rencana travelling kita itu saja sebenarnya. Coba deh kamu baca buku-buku pengalaman travelling orang yang saat ini banyak dijual di toko buku, rata-rata budget yang mereka keluarkan termasuk budget yang minim namun optimal.
Bicara travelling, aku bisa jadi yang terdepan klo ngomongin masalah ini. Mungkin ini efek dari hidup nomaden pas masa-masanya grown up. Aku suka banget dah liat yang namanya liputan-liptan travel di TV, entah itu dalam atau luar negeri. Seneng aja liat tempat-tempat yang dikunjungi, unik dan penuh pengalaman. Tapi saat-saat masa sekolah aku mengira “Klo aku ga pergi sama mama atau papa, acara jalan-jalan tinggal di tempat aja dah, ga punya duit, hehehe”.
Sampe suatu siang aku lagi nonton acara travel di salah satu stasiun televisi. Tiba-tiba papa nyeletuk :
Papa :  dek kamu mau  travelling? Klo mau pergi aja sana nanti liburan, tapi sendiri
Aah seperti biasa aku jawab “Ya mau pa” tapi aku anggap papa seperti biasa, hanya penghiburan saja, hehehe.
            Waktu itu 2009, baru libur sekolah, aku, mama, dan papa seperti biasa, makan malam, ngobrol-ngobrol. Di dalam perbincangan itu papa nawarin lagi buat tarvelling
Papa    : dek kamu mau jalan-jalan ga?
Aku     : ya mau pa
Papa    : mau kemana ?
Aku     : kemana? Ga tau dah
Mama  : udah ke Singapore aj, sebelum mas Arief pindah ke Tokyo
Papaa  : iya wis ke singapore aj gimana?
Aku     : terserah (untuk yanng kesekian kalinya aku menganggap omongan papa dan mama angin lalu)
Papa    : ya wis, besok bikin paspor, sekalian cari tiketnya
Aku     : ha?! Iya?! (Muka mupeng, mata mendelik, frezee)
Papa    : iya, tapi sendiri, ya. Ga apa kan? Sekalian belajar bahasa inggris

            Okay dan ternyata bener-bener direalisasikan, bikin paspor, nyari tiket emmm STOP! tunggu, aku akan pergi keluar negeri sendiri dimana umurku masih 16 tahun?!! . Okay ajalah, bukannya ini yang aku mau?! hehehe, asal ada duit semua lancar bana :P

to be continued

Rabu, 18 Mei 2011

Cerita Cokelat Manis & Pahit (ha?!)

FRESH !!! HOT !!! NEW but not Newbie BLOG. Hahaha, ini blog kedua buat aku. Blog pertamaku carut marut kayak "kapal pecah", tulisannya juga "GJ" katanya anak 2011, hehehe, makanya aku delete biar nggak bisa dicari dan dibaca lagi.

Nama blog yang baru ini aku kasih title "Chocolate Poculum", seperti blog sebelumnya, bahasa latin tetap menarik dan eksotis untuk dipakai sebagai bahasa judul blogku, hehehe ;p .

Ngobrol - ngobrol soal "Chocolate Poculum", arti indonesianya itu "Secangkir Cokelat" (mhmm judul yang aneh). Asal muasalnya, aku suka minum hot chocolate dan rasa chocolate mewakili dua sisi kehidupan, happy & sad. Rasa chocolate itu nggak manis aja, kalau makan atau minum black chocolate kamu akan ngerasain pahitnya sebuah coklat (emang nggak sepahit kopi, hehe)

Yah, blog ini akan ditulisi berbagai macam cerita + pengalaman dengan cita rasa coklat buatan Firman Aldianto.
Hopefully, secangkir coklat yang aku hidangkan buat kalian semoga bisa menginspirasi, membuka hati dan pandangan, akan sesuatu yang sebenarnya dekat dengan kita namun kita kurang memperhatikan, sehingga itu terabaikan.

Uti Tuto Guys ...

Followers